Pages

Monday, March 26

Wanita (wanita)















Pagi ini semua masih berjalan seperti adanya, matahari cerah, awan putih, rumput basah, anak-anak kecil bermain bola, burung gereja membuat sarang, juga nyanyian serangga yang beralun di belakang rumah.
Semuanya normal, walau terkadang aku suka diam saat lamunan ku terbang ke arah kota gudeg itu.

Hari minggu yang indah, harusnya aku sudah menyusun rencana apa yang akan aku kerjakan di hari terakhir ku di nganjuk, tapi otak ku masih malas untuk berfikir. Mungkin merendamkan diri di sedudo akan membuat pusing ku ini lenyap karna minuman biadab itu semalam.
Ya, sedudo, bila waktu ku sempat, aku akan meluncur kesana sendiri saja. Barangkali ada wanita-wanita yang bisa ku ajak bersendau gurau untuk sekedar menertawakan hidup. :D

Wanita, ah wanita,
"kenapa kamu selalu gak pernah lepas dari wanita-wanita?" begitu kata salah satu pesan singkat dari wanita yang ada di inbox handphone ku.
Sebenarnya, aku tidak dekat dengan wanita-wanita, hanya saja aku selalu mengagumi wanita. Entah dengan sistem kerja yang bagaimana aku selalu suka mengamati wanita, geraknya, harumnya, rambutnya, tingkah lakunya, bulu matanya, bahkan pakaian dalamnya!

Aku pernah menemukan sebuah hadish yang tak sengaja ku baca di buku hadish milik ayah ku dulu.
Kalau aku tak salah, begini isinya ;
"Para istri(wanita)itu berasal dari tulang rusuk yang tiada tetap pada suatu peraturan, maka jika hanya bersenang-senang dengan mereka, berarti bersenang-senang dalam bengkoknya, dan jika diluruskan secara paksa berarti akan mematahkan nya."

Berkaca dari hadist tersebut, sekarang aku jadi tau, jika wanita sedang marah, tidak perlu diperlakukan secara kasar, harus dengan kelebutan dan kasih sayang. Tapi bagaimana aku bisa tidak memarahi wanita, jika sampai detik ini tak ada wanita yang mendekat di sebelah ku? ('.')








"Kau takkan kuasa berlaku adil mengatasi wanita-wanita itu, sekalipun kau sangat mendambakan nya, oleh sebab itu janganlah kau terlalu condong, hingga kau tinggalkan mereka sebagai seorang yang tergantung."
(QS An-Nisa 129)


Aku menyesal !

Berdialog dengan rumput (mencintai dengan sederhana)

Masih di desa yang sejuk, jam 05.09, belum mau melenakan mata. Matahari belum muncul, aku meringkuk di atas rumput dingin yang ku ajak berdialog sambil berduka.















"Hai res, apa rasa sayang yang sekarang sedang berkecamuk di hidup mu adalah rasa yang kau paksakan untuk terjadi?"

"Tentu saja tidak kawan ku. Kau ingat bagaimana aku selalu mencintainya dengan sederhana lewat puisi SDD?"

"Ya, aku ingat betul, bahkan kau menjadikan nya sebuah musikalisasi bukan?"

"Haha, itu bukan sekedar alunan nada yang berbalut dengan puisi indah itu kawan ku,"

"Lalu?"

"Karna memang aku selalu ingin mencintainya dengan sederhana, tidak dengan keterpaksaan seperti yang kau tanyakan tadi. Karna kau tau? Hanya dengan sederhana mencintainya, sudah membuat ku bahagia."

"Ahh.. Indah sekali, lalu apakah rasa sayang mu itu bisa bertahan lama hanya dengan mencintainya dengan sederahana saja?"

" :) "

"Kenapa tersenyum?"

"Karna bukankah cinta tidak lahir dari kekosongan? Kawanku.."

"Ha? Jadi apakah kau belum merasa tlah mengisi cinta mu yang kosong itu?"

"Belum kawan ku, karna objek untuk mengisi cinta itu sudah lelah merapalkan doa-doa harapan,"

"Dia menyerah? Apa alasan nya?"

"Enthlah, mungkin hidup nya , atau mungkin kebimbangan yang sangat sulit ia lawan, hingga akhirnya ia menyerah."

"Aih , payah sekali orang yang kau cintai dengan sederhana itu."

" :) "

"Sekarang apa yang akan kau kerjakan?"

"Tersenyum kawan ku,"

"Hanya itu?"

"Sambil selalu mencintainya dengan sederhana.."







Dengan kata yang tak sempat di ucapkan kayu kepada api yang menjadikan nya abu,
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikan nya tiada..
















Nganjuk..

Untuk kebaikan yang belum terbalas


Rasanya tidak lah berlebihan bila aku memberi nya sebuah pelukan panjang untuk melepasnya dari tempat ini.. :)

Ini untuk mu jelek, untuk semua waktu luang mu yang kau habiskan bersama ku kemarin-kemarin.
Sekali lagi terima kasih yang banyak !
Aku akan laksanakan dengan baik pesan-pesan panjang mu yang membuat ku sempat terkantuk-kantuk tadi.
Semoga kita bertemu lagi kelak di waktu yang mungkin masih lama. Jaga kesehatan mu, jaga pola makan mu agar tubuh mu tetap seseksi itu, jaga hati mu dari para lelaki jahat berhidung serangga, jaga wangi rambut mu agar tetap sewangi kasturi, dan satu lagi, aku mohon jangan pernah kau memakai hotpants dan kaos putih ketat mu itu saat kita menghabiskan waktu, karna sungguh, itu membuat ku hilang konsentrasi. :D




Selmat saling menunggu jelek..













Ngawi,
untuk kebaikan yang tak sempat terbalas..
Sahabat sekaligus keluarga.

Just keep going


Janganlah layu wahai kau puisi ku,
Ayo padam kan dulu untuk semua beban yang tadi kau bicarakan pada ku, kemudian bernafaslah, bernafaslah yang lama, agar paru mu bisa leluasa berdansa dengan jiwa.
Tenanglah, aku, dia dan mereka yang kau sebut sebagai teman, akan selalu menyematkan wangi surga saat kau kelelahan kelak.

Realita itu terkadang memang sangat menyebalkan, mampu membuat kita tak melaju sesuai poros, tapi percayalah, Tuhan selalu punya rencana baik pada karya Nya yang berani menantang langit.

Jangan mau di sebut sebagai pecundang oleh waktu, karna sejatinya kitalah yang mempecundangi waktu.
Berjalanlah puisi ku, berjalanlah sampai kau mengerti untuk apa kau di beri kaki. Berjalanlah puisi ku, berjalanlah sampai kau paham untuk apa kau di beri hati.

Berikan warna-warna indah saat kau berjalan, tinggalkanlah tanda saat kau berhenti di suatu titik untuk beristirahat sejenak, agar aku bisa mengikuti jejak mu dan masuk ke dalam hidup mu yang terhias berjuta kunang-kunang keren.
Tapi pesan ku untuk mu adalah, berhentilah kau berjalan wahai kau puisi ku, bila kau tak menemukan kata "syukur" di dalam kau melangkahkan kaki.
Karna kau tau puisi ku?
Sungguh, sangat banyak orang-orang yang iri untuk hidup yang sedang kau caci maki sekarang ini !















So, dont ever say to sigh ma poem,
Just keep going !













Sawahan, nganjuk

Haha, dasar

Langitnya biru, bersih tanpa ada yang mengganggu. Awan nya putih menyegarkan, walau terlihat ada yang berwarna gelap, mungkin karna senja mau berakhir. Tempat ini masih seperti yang sudah-sudah, masih wangi, masih berdahan kesejukan.
Sawahan. :D
tempat terjadinya proses tarik menarik antara pikiran dan hati. Haha..


Awal pagi tadi, aku sengaja bangun lebih awal dari biasanya. Bukan karna ada sesuatu yang spesial, tapi karna aku mau melebur habiskan penat ku di tempat ini dengan berkeliling kampung. Banyak ekspresi wajah warga disini yang terlihat membingungkan saat melihat ku berjalan kaki pagi-pagi tadi. Ada juga yang acuh tak acuh(mungkin karna mereka malu atau takut padaku).
Aku berjalan tanpa mengenakan alas kaki, selain tak ada sendal, aku ingin merasakan embun pagi yang ku injak setiap melangkah. Dingin, damai, segar, juga memukau, itulah yang ku rasakan tadi.

Dan pulang nya, ada kejadian yang sangat tak terduga, entah bagaimana caranya saat ku sampai di rumah ada wanita yang duduk menghadap ku..
Tadinya ku pikir dia mbak nunu, tetangga yang biasanya mengantar nasi pecel. Ternyata bukan! dia adik kelas yang dulu pernah menembak ku.

"Pulang gak bilang-bilang.."
begitu katanya, dengan sebungkus nasi pecel yang ia bawa.

Aku sempat berfikir, dari mana dia tau aku pulang, padahal aku tak memberi tau siapa-siapa selain kawan ku putut. 1 jam kemudian ia pulang, tanpa meninggalkan nasi pecel nya itu. Akh sialan.
Siangnya, tepat jam 11, aku mengajak bertemu salah satu teman baik yang dulu juga pernah mengisi hidup ku. :D , bukan apa-apa aku hanya mau memberi lagu yang ia minta untuk di buat demo recording bersama band nya. Tapi tak bisa di pungkiri, saking sudah lamanya kami tak bertemu, membuat kami keterusan untuk berlama-lama di rumahnya. Kami bercerita banyak hal, tentang hidup kami, tentang sekolah kami, tentang mantan kami, juga tentang siapa saja yang sudah mengisi hati kami selepas kami berpisah. :)
Setelah semua selesai, aku pulang. Tadinya ku pikir ia akan mencium ku, tapi aku malah di beri fotonya. :(

Again !












"Aku menuju padamu, tapi tidak ke hatimu."
:'D

Aku pernah menulis kutipan yang ku buat itu entah di hari apa dan entah di catatan yang ke berapa. Aku menulisnya pun sama dengan situasi yang seperti ini, di bus, menuju nganjuk, dengan berton-ton rindu yang siap di lebur. Dirimu, yang berdiam diri di kota kecil itu. Ya, aku menuju padamu tapi tidak ke hati mu!

Jika dulu aku hanya membawa bayangan mu saja, tapi tidak saat ini, aku membawa sebagian dari pemberian mu.
Jaket ! :'D
Iya, jaket yang ada namamu dan namaku di bagian atas kantong nya itu, sedang ku tatapi sekarang, ia meringkuk di pangkuan ku, menenggelamkan dirinya pada kegelapan yang diciptakanya sendiri.
Jaket mu.. Ahh,
Entah sudah mencapai umur keberapa jaket mu ini, ia tampak lusuh, tampak tua dengan warna nya yang mulai luntur, namun ia tetap sejuk sepertimu, tetap bisa menghangatkan saat aku mulai mati kedinginan karna AC biadab di bis ini.

Sekali lagi,
Aku menatapnya dengan penuh kekosongan, sesekali ada wajah mu yang tersenyum seperti 4 tahun yang lalu. Manis sekali. :) tergambar bagaimana caramu saat memberikan jaket ini padaku. Kau menangis, tapi aku tidak, aku pikir kita akan bertemu lagi kelak, tapi kenyataan nya tidak! Akh..



(aku diam sejenak, melihat keluar jendela, hujan!)

Handphone ku bergetar, sms.
Puteri Salju :)

", res qm bnrn plg, ."

Akh, aku langsung tersenyum membacanya. Entah senyum ku ini menunjukan emosi yang seperti apa. Seketika, ada bayangan nya, teduh, seperti pelangi warna-warni, melayang-layang bagai camar di awal musim semi. Haha, thanks so much fo all about thnk snow white.. :)





Kalian . .
akh.











Sampai Solo..
Dengan para orang-orang bertopeng yang terbatuk-batuk.

..untuk sesuatu yang penuh tanda tanya


Mati lampu, gelap tak bersekat. Bingung, jadi aku menulis ini. Bila kau membaca, aku membaginya ke beberapa point, agar kau bisa memahaminya dengan baik.


"Haha, sejatinya rasa yang diberikan Tuhan padamu adalah sementara."


1. Melalui jalan nya yang berkelok itu, aku mencoba menggambari pelangi dengan balutan masa lalu abu-abu ku di hidup nya, walau aku tak begitu paham juga tak begitu tau bagaimana akhir jadinya nanti, yang jelas aku menggambarnya dengan penuh perasaan kasih.

2. Karna bukankah segala sesuatu hal yang bila dilakukan dengan penuh perasaan kasih, akan jadi keren dan indah?

3. Kemudian tak terduga, kau merespon, kau mau digambari, aku kalut, aku jadi tercandu untuk menggambari mu terus-menerus, walau terkadang ada awan kelabu terhias di pelangi buatan ku.

4. Mungkin, bila kau tak meniatkan untuk masuk lebih dalam ke otak ku, pelangi itu pasti cemerlang dengan bagus, pelangi yang hanya berdiam di hatimu saja, tanpa menghiraukan apa fungsi dari pelangi yang ku buat tersebut.

5. Tadinya aku berfikir, adakah jalan lain yang bisa ku ambil untuk membuatnya lebih cerah, cerah dari apa yang didapatnya dari masa lalu(nya). Karna jujur, aku ingin membuatnya bahagia!

6. Aku membuat 3 buah puisi untuknya, tapi sayang, puisi ku malah jadi sampah tak guna. Lalu aku membuat lagu-lagu romantis yang enak di dengar telingan nya, tapi lagu-lagu itu hanya mampir ke telinga dan tidak menetap di hati dan perasaan nya.

7. Kelihatan nya kau mau terbang sekarang, entah ke dunia yang mana, entah dengan seikat pelangi yang mana, entah dengan raut wajah pucat yang bagaimana. Dan harus ku akui, aku hancur.

8. Pergilah..

9. Sebagai pelangi sehabis hujan reda, sebagai puisi-puisi yang hilang di makan senja. Semoga kau bahagia.

9. Aku tak mengenal mu lewat puisi, aku tak mengenal mu lewat senja dan hujan, aku tak mengenal mu lewat beribu-ribu jalan terjal, aku mengenal mu lewat pertemuan yang singkat itu.

10. Tapi, ku tak bisa lapas dari hidup mu, kau sudah terpatri di jalan ku.

11. Peluk terakhir untuk mu..



:')

Sabar sampai mampus


Sabar, adalah keadaan dimana fungsi kekuatan emosi yang memuncak bisa diredam atau mampu bekerja sama dengan baik bersama akal pikiran secara bertahap.

Point of view about patient,
Meski sedikit menyalahi aturan, tapi mampu mensugestikan tubuh dan jiwa ku jadi lebih dingin :D


Hari ini(semoga seterusnya)aku sedang melatih kemampuan ku dalam bersabar, sebuah keharusan yang(mungkin)bisa membuat ku lebih tenang, atau(mungkin)bisa membuatku merasa terlihat seperti manusia normal pada umumnya.

Sebuah pemikiran panjang yang sungguh sulit di tunaikan. Semalaman suntuk aku berfikir keras, bagaimana aku bisa menyikapi setiap inchi kehidupan untuk lebih bersikap sabar, sedangkan kesabaran itu tak muncul begitu saja seperti emosi.
Ku rasa akan banyak membutuhkan formula yang pas untuk memunculkan kata sabar itu di dalam lakon hidup ini. (semoga segera)

Dari dulu aku memang mempunyai sedikit masalah dengan kesabaran, bahkan keluarga, kawan, tetangga dan orang-orang di belakang ku selalu memetaforakanku seperti banteng dengan warna merah. Selalu terburu-buru, tak pernah pikir panjang, hingga ujung-ujung nya aku jadi bahan lelucon bagi mereka. Tadinya ku pikir itu tak masalah, tapi lama kelamaan aku jadi sadar, itu sungguh memuakan!

Sabar,
Mungkin akan sangat gampang ku lakukan sejak dulu jika saja alur ini tak seperti 'beginian' (',') berbelok kepada yang tak semestinya.
Sabar,
Mungkin akan jadi kata-kata yang akan selalu ku lafaldz kan setiap menit di jarum waktu, karna itu(sekali lagi)sebuah kaharusan.
Sabar,
itu dia..
aku harus sabar.
Sabar sampai mati.















Jogja,
...haha

Semoga..

Hari itu pernah ada.
Entah di deretan berapa dalam lembaran kalender tahun ini. Yang jelas di situlah titik ketika aku mulai bangkit, dari serbuan jarum-jarum karatan yang berbahaya, yang mencederai titik sentral paru-paru ku, bahkan ketika itu aku sampai mengalami radang tenggorokan yang membuat ku tak bisa bernyanyi dengan baik.

Kau datang dengan awan-awan warna biru kesukaan ku, menyematkan nya lewat tutur kasih bibir kecil mu itu. Kau menggoda ku, merayu ku dengan sungguh-sungguh.
Sebenarnya aku tak sepenuhnya percaya pada mu, tapi teduh wajahmu yang memaksa aku tuk percaya perkataan mu, dan seingat ku waktu itu juga ada janji-janji yang membuat ku jadi manusia yang dilimpahi berbagai berkah, walau kadang dari janji-janji itu sangat sulit di realisasikan, but..
Ahhh,
thanks God for that moment. :)

Dan lagu yang yang jadi sound track ku saat itu adalah lagu cinta dari Tante Dian Piesesha - Aku tak ingin sendiri.
Sekarang aku sedang memutarnya melalui handphone ku. Semoga kau juga memutarnya ya? :)








"Ini bukanlah tentang bagaimana kita harus percaya pada jalan takdir, ini adalah soal bagaimana kita merangkai bait-bait kasih itu menjadi sebuah layang-layang yang kita terbangkan kelak. Menjadi sebuah pengharapan, doa-doa yang akan menggetarkan kerajaan langit."
Semoga. :)























Bumi, dekat jogja yang tak lagi biru,
Sedang menunggu balasan pesan singkat ,

Puteri Salju

"Bila saja detak waktu mau mencurangi keberadaan nya, mungkin aku sedang besamamu menatap bintang berciuman sekarang"  :)


Hai, kau tau bagaimana aku bisa suka pada mu? bagaimana aku bisa luluh lantah saat berhadapan dengan mu? bagaimana aku suka mencurangi gerak ku sendiri agar bisa berlama-lama menyandarkan kepalaku di bahu mu?
Ya, rasanya akan banyak alasan yang akan membuat kepala mu puyeng saat aku membahasnya. Pertama-tama, siapkan duduk mu dengan sempurna, lalu jangan lupa tarik nafas dalam-dalam saat kau mulai membaca. :)

1. Aku selalu menyukai mu saat ada senja yang kian merapuh diterkam angin musim semi, dimana ada kupu-kupu yang membuatmu menjadi seperti ratu, dan kau tahu? saat itulah aku tau kau itu adalah Keindahan (ku).

2.  Ada saat dimana hujan selalu memenjarakan waktu bagi seseorang, serasa mau mati atau serasa terhipnotis untuk keluar dari kehidupan yang nyata dan menuju ke masa lalu. Dulu, aku sempat seperti itu, namun dengan berkenalan lebih dekat dengan mu, itu semua sudah tak berlaku padaku. Maka saat itu aku tau bahwa kau adalah Kedamaian (ku).

3. Jika Tuhan mau memberiku sebuah permintaan, aku tidak akan meminta untuk menjatuh cintakan dirimu kepada ku, sebab hanya jadi orang terdekat mu saja aku sudah kegirangan setengah mati, apalagi aku bisa memiliki mu, mungkin aku bisa mati. Jadi, untuk alasan itulah aku bisa tau bahwa kau adalah Pelengkap (ku).

4. Rambut mu wangi, dan aku memang suka wanita yang wangi. Wajah mu lucu, karna memang aku juga lucu. Hidung mu sedikit mancung, jadi memudahkan ku untuk mencubit bagian tubuh mu saat kau mulai menggoda ku. Maka untuk itulah aku tau bahwa kau itu adalah Kesempurnaan (ku).

5. Kau tau, untuk apa Tuhan menciptakan tata letak bintang supaya berjauhan dari bintang lain nya? Karna, bila Tuhan menciptakan nya berdempetan, aku akan marah besar, kenapa? Karna yang pantas berdempetan di tata surya langit, hanyalah kau dan aku. Untuk itulah aku tau bahwa kau itu adalah Keinginan (ku)


:D haha

Aku tau, saat kau membaca ini mungkin kau langsung mengerutkan alis mu, pasti kau menganggap bahwa yang ku urai tadi terlalu berlebihan untuk mu. Namun, bagi ku, kau lebih dari semua itu, lebih dari apa yang ku urai tadi. Jujur, aku tak bisa menggambarkan seperti apa dirimu, seperti apa isi di dalam hati mu padaku, yang aku tau, kau itu adalah aku !
Ya, kau+aku=kesempurnaan, kelengkapan, keinginan, keindahan, dan kedamaian. Itulah yang seharusnya terjadi sekarang. Bukan malah, menutup-nutupi hasrat yang berkecamuk di dada kita masing-masing. Ayolah, ikuti kata hatimu, lalu temukanlah aku di pojokan hati mu tadi. Sungguh ini benar-benar serius. :D

Selamat malam, semoga kita bertemu di mimpi kita masing-masing. :)



Oh iya, aku lupa, dari kemarin aku bingung untuk membeiri nama kontak yang pas untuk mu di handphone ku. Kemudian aku berfikir tentang wajah mu, dan kau tau apa yang terlintas saat aku membayangkan wajah mu?

...Putri Salju ::



















Ya, aku memberi nama Putri Salju untuk mu.
Kau mau tau sebab nya?
Maaf ! aku tak bisa memberi alasan kenapa aku menamai mu itu. Tapi, bila kau terus memaksa untuk tau, maka temuilah aku segera !
Jangan lama-lama, nanti keburu jadi ager.

:D hehe












Jogja,
Bersama Ojan yang lagi kelaparan..

Mama, aku tulis ini untuk tetangga-tetangga kita..


Mama,
Hari ini aku benar-benar ingin bicara banyak padamu. Kemarilah mama, pinjamkan aku bahu kecil mu itu, sungguh, aku ingin menyandarkan semua kebusukan hidup yang aku lakoni ini padamu.

Mama, entah kenapa akhir-akhir ini aku sering tak menjadi diriku sendiri, aku merasa sangat banyak pertanyaan yang jawaban nya malah jadi membingungkan. Mama, aku ambilkan contoh tentang kejadian tadi siang, saat aku melihat pengemis yang meminta-minta di depan sekolah ku. Pengemis itu sudah tua ma, seorang ibu yang tampak mengenaskan dengan bayi yang tertidur di pelukan nya. Ia meminta sedekah dari ku, saat aku ingin memberikan uang 5ratusan dari saku ku, teman ku langsung menampar lengan ku yang siap memberi pengemis itu sedekah. Alasan nya, kata teman ku itu tidak baik, itu membuat orang-orang di negeri ini akan jadi pemalas, padahal teman ku ini adalah seorang yang religius, atau boleh ku sebut seorang yang alim dan mengerti soal Agama.
Entah dengan alasan apa ia berkata seperti itu.
Tapi ma, menurut ku, bukankah Agama yang menyuruh kita untuk menebarkan kasih sayang di muka bumi ini? Bukankah awal dari kehidupan ini memang diawali dengan rasa kasih sayang? Bukankah turun nya Al-Qur'an juga sebagai bukti otentik dimana rasa kasih sayang dari Tuhan untuk kita?
Mama, aku tak ingin sok religius, tapi aku pernah menemukan sebuah ayat dalam kitab suci yang menerangkan bahwa kasih sayang antar sesama adalah kewajiban bagi semua orang. Kalau aku tak salah, ayat itu ada di Qur'an Surat Al-Ma'un ayat 1-7.
Ini jelas sebuah kebodohan yang paling bodoh ma !

Mama, bila Tuhan menciptakan Neraka, lalu untuk siapakah tempat mengerikan itu? Orang-orang yang membela Agama sampai mati dengan membomkan dirinya sendiri di tempat orang-orang kaya menghamburkan uang, atau orang-orang yang menenggelamkan dirinya untuk shalat dan mengejar pahala tapi lupa untuk ingat pada sesama?

Sungguh ma, hidup ini benar-benar membingungkan.











Jogja,
dengan malam yang masih sama dan merindukan mama.

Reshie Gomet Galih dengan ini yang kaya tai anjing.

Kenistaan, keburukan, kemunafikan, kebejatan, kebangsatan, keanjingan, ketidakberdayaan, dan kebusukan kami bertiga masih belum terselesaikan saat senja di langit jogja mulai berakhir. Senja kali ini sungguh berbeda dari senja pekan lalu, tak ada angin, tak ada orange, tak ada rumput hangat yang menari, tak ada kepulan asap dari cerobong rumah-rumah mewah. Yang ada hanya sepi, hambar, tak bersuara. Kadang tampak satu dua burung bangau yang menuju ke selatan dengan galau, juga ada kelelawar yang bingung mencari tempat untuk bersinggah.
Aku hanya diam, tapi tidak dengan kawan ku Galih dan Gomet, mereka sibuk dengan pembicaraan yang menurut ku tidak lah penting, biarlah, mungkin mereka asik dengan itu.
Di atas jembatan, air sungai coklat kehijauan, kami berjejer dengan sombong tanpa mempedulikan orang-orang yang menatap kami penuh curiga.

***

Sekali lagi aku hanya diam, mengarahkan pandangan ku ke arah barat, dengan sedikit rasa penat yang ku harap akan hilang sore ini, juga dengan setetes keperihan yang ku tahan sedari tadi siang.

10 menit kemudian,
Serasa ada petir yang menyambar syaraf kami, kami diam, walau tak sepenuhnya diam, entah ada sesuatu apa, mungkin senja takut karna kami memperhatikan, atau adzan maghrib yang membungkam ruang gerak kami.
Sebenarnya kami masih ingin menenggelamkan apa yang terendap di jiwa kami, tapi waktu berkehendak lain, ia merusakan rencana kami. Kami pulang dengan secangkir kenistaan, keburukan, kemunafikan, kebejatan, kebangsatan, keanjingan, ketidakberdayaan, dan kebusukan yang masih bergelayut manja di pelipis mata kami.

Ya sudahlah,
mungkin Tuhan belum mau meringankan getirnya ini.


Sekarang,
Kami sibuk menertawakan wajah kami masing-masing. Mencoba menaruh sejuta masalah kami pada kekonyolan masing-masing diantara kami.
Dan sebagai finalnya, aku putus dengan pacar ku.
Akh menyedihkan sekali hari ini.









Jogja, 15 maret 2o12
Setelah meringkuk pada labirin tak berwarna..

Aku tak bisa tidur, jadi aku menulis tentang dirimu saja.

Sepertinya aku sudah menemukan sesuatu yang baru yang akan ku sanjung dalam setiap syair dan sajak-sajak ku sekarang(kuharap selamanya), yang akan ku tulis dengan penuh kegembiraan, kebahagian, kelembutan, juga dengan kembang api yang berpesta menyala-nyala di tengah malam sunyi.

Sesuatu itu adalah hidung mu, rambut mu, tutur mu, handphone mu, dirimu, wajahmu, ikat rambut mu, mimpi mu, manja mu, sepatu mu, baju mu, senyuman mu, cara jalan mu, tas sekolah mu, bahkan caramu menyantap makanan yang tanpa keburu-buruan. Haha,
Yang jelas semuanya.
Tak terkecuali ! :D

Jujur, bila kau bertanya seberapa penting nya kau buat ku, aku tak bisa menterjemahkan nya, karna bagaimana aku mencintai wajah dan keseluruhan dirimu, adalah saat aku membayangkan dirimu(lagi)
dan di titik itulah aku akan berhayal apa saja tentang dirimu(lagi),

Mungkin aku akan berhayal tentang kupu-kupu yang menari-nari di bibir mu, atau tentang bunga-bunga harum yang menempel padamu, juga tentang suatu
tempat yang masih dirahasiakan keberadaan nya, yang disanalah kita akan merajut detak waktu menjadi kain pengharapan. Kita, berdua, merangkai mimpi, selamanya, tak terbantah :)


Saat aku merasa sepi di jam 2 pagi, aku menulis rambut mu. Saat aku mulai bingung dengan kehidupan ku, aku menulis jari kecil mu. Saat aku mulai rindu pada Tuhan, aku menulis sujud-sujud mu.
Dan saat ada hujan turun di akhir senja yang ungu, aku akan menulis tentang bagitu indahnya kau yang tanpa kerudung. :)






Tapi,
Aku sungguh tak suka bila kau mempertanyakan masa lalu,
sungguh, aku benar-benar tak suka.
Aku harap kau memaklumi.











Jogja,
aku tak bisa tidur, jadi aku menulis tentang dirimu saja.

Obrolan intim Saya dengan Reshie (Kedewasaan)


"Kehidupan itu,
adalah saat kau mulai tau betul-betul untuk apa kau hidup dan untuk apa kau ada.."

Mungkin, atau bisa gw bilang ini semua sungguh menjemukan. Keterikatan gw pada ruang dimensi yang memaksa gw harus 'pindah', bikin gw terus-terusan sakit perut. Ini bukan soal asmara, spirit, starata, atau apalah adanya itu, ini tentang sebuah sikap yang harus gw ambil sekarang ! Cepat. Kalau tidak, gw bakalan jadi kambing dungu !

Kedewasaan.

Saya :
"untuk apa kau membuang percuma nafas mu, bila kau hanya diam?kau tau? Tuhan sudah menjanjikan hal-hal kaya untuk orang yang terus berusaha."

Reshie,
"aku tau itu, dan aku percaya, tapi rasa-rasanya aku masih tak punya sikap yang pasti, yang jadi prinsip untuk aku mencapainya, sepertinya aku butuh kedewasaan yang benar,"

Saya,
"kedewasaan, ah iya, dari glagat mu, sepertinya kau memang butuh itu, hai res, kedewasaan itu sebenarnya adalah tercapainya keseimbangan batin dimana akal pikiran bekerja dengan emosi untuk saling mengontrol dan membenahi proporsinya satu sama lain,"

Reshie,
"hemm, kelihatan nya memang seperi itu ya? Jadi ketika kita harus marah, ya marah, tapi lantas pikirkan baik-baik bahwa kemarahan bisa merusakan. Kalau bersedih, ya menagis, tapi lantas pikirkan baik-baik bahwa kesedihan yang panjang hanya akan membuang-buang waktu dan energi. Dan saat kita bahagia, ya tertawa, tetapi pikirkan baik-baik bahwa saat kita tertawa berlebihan barangkali tetangga kita sedang sangat bersedih. Begitukah?"

Saya,
"benar kawan ku, itu benar.
Kita bisa melakukan dan memutuskan segala hal sesuai kehendak pikiran kita, tetapi jangan abaikan perasaan-perasaan, suara-suara yang membisikan kelembutan, kepekaan hati dan nurani di diri kita,"

Reshie,
"haha, mengapa aku tak menyadarinya selama ini?"

Saya,
"Kadang kita suka mengabaikan kecerdasan kita sendiri untuk memilih bertindak bodoh, bukan?"

:D hahaha..
Kita tertawa.







So, what the next bro ??
1.Go on !
2.Do it !
3.And be great !













Jogja,
Selepas berbuka puasa..

...cepatlah lahir anak ku

"Anak ku, cepatlah lahir, aku sungguh sudah tidak sabar menanti jemari lentik mu menyentuh pipiku, juga tangis bahagia yang menggema seantero penjuru rumah kita. Merasakan cinta yang diam-diam menghangatkan hati kita bertiga."



Anak ku, ketahuilah,
Aku dan ibu mu benar-benar dag dig dug menanti kedatangan mu, sampai di setiap tengah malam, aku dan ibu mu sering membanjiri sajadah kami dengan air mata untuk memohon keselamatan saat akan melahirkan mu.

Anak ku, aku dan ibu mu sudah menyiapkan nama untuk mu, nama yang dengan nya lah akan muncul kebaikan atas dirimu,
anak ku, bila kelak kau terlahir sebagai seorang putra, maka aku akan memberi mu nama

"Muhammad Ananta G Syahputra Bargowo."

dan bila kau terlahir sebagai seorang putri, aku akan menamai mu

"Hawa Satya G Wida Bargowo"

dan kau, berjanjilah untuk tidak menghianati nama yang
kami buat untuk mu.


Selepas kau lahir anak ku, aku berjanji tidak akan pulang larut malam saat bekerja, malah aku akan sering menghabiskan hari-hari ku untuk sekedar mencuci popok dan botol susu mu. Mungkin juga aku akan berhenti bekerja, karna aku tak mau ketingalan sedetik saja waktu saat kau tumbuh besar dan bisa mengucapkan kata pertama mu.

Anak ku,
Kau tak usah takut bila di tengah malam kau mau pipis, menangislah, beri aku tanda, aku berjanji tak akan memarahi mu, malah, aku akan dengan bahagia nya mengganti popok mu tanpa membangunkan ibu mu yang terlelap.

Dan ketika kau sudah besar nanti anak ku, aku akan mengajari mu berwudhu, membersihkan kebencian dan kesombongan dari dirimu, membasuh tangan mu dengan tangan ku, mengusap rambut mu, membasuh kaki mu.. Lalu akan ku ajarkan kepadamu kata-kata, kalimat yang ku mulai dengan nama Tuhan dan ku akhiri dengan salam perdamaian. Itulah shalatmu, anak ku, membentangkan helai-helai sejadah waktu dalam hidup mu.



Anak ku, segeralah hadir dalam dekapan, dan bergegaslah tumbuh menjadi dirimu sendiri.




Akh, kau anak ku..













Jogja,
11 maret 2012 ::

Specialy fo ma brotha, keep on spryt ! Always !


Dear Dwiwananto,


Catatan ini ku buat setelah kau bercerita banyak padaku tadi siang. Aku terharu, bahkan menagis saat mendengar berita tentang mu di pulau bisu itu. Hampir-hampir saja aku mau menendang langit agar aku bisa bertemu dengan mu segera. Tapi apalah daya diri ini?

Dwiwananto,
Aih, kau tau? Masalah mu itu memang tak terlepas dari apa yang aku katakan padamu dulu, ketika kita masih duduk di bangku SMA, saat kita tau tak ada yang mampu mengalahkan keplayboyan kita. Dan aku cuma berpesan padamu satu hal saat itu, tanggung jawab itu perlu ! Tapi kau malah menganggap omongan ku itu sebagai badai yang bisa berlalu begitu saja !
Sekarang kau sudah salah langkah, kau membuat semua perencanaan hidup mu hancur total tanpa nafas lagi. Kau sesak, kau frustasi, kau memabukan dirimu dengan pil anjing itu, bahkan kau tega memarahi Tuhan mu cuma gara-gara wanita yang sedang bersamamu sekarang. Sudah ku bilang dia itu jalang ! Dia itu pelacur murahan di gang-gang perapatan sekolah kita. Dia cuma mau mencari materi dari apa yang dihasilkan ayah mu, dia suka padamu tak lebih untuk memenuhi semua kebutuhan finansial sekaligus menutupi citra buruk dirinya ! Dia sungguh tak pantas bersanding dengan mu.
Tapi sudalah, semuanya sudah terjadi, sekarang yang harus kau lakukan adalah menjadi lelaki yang sebenarnya, tanggung jawablah untuk semua keputusan mu. Ini adalah takdir mu. Buatlah dirimu berguna, get a job ! Buat anak mu bangga mempunyai ayah seperti mu. Tuhan selalu menyertai mu Dwiwananto.
Aku dibelakang mu.

Dwiwananto,
jujur aku sangat ingin membantu mu, tapi sepertinya keadaan yang memaksa untuk membungkam.














Maafkan aku Dwiwananto
Sungguh.

Taman Sari

Sms, bernjanji dimana kita bisa saling tatap muka, nyasar, akhirnya bertemu juga. Kita meluncur, lalu datang gerimis. Angkringan, iya kita berteduh di situ, sebentar, mungkin 5 menit, tapi cukup membuat kita bisa mencairkan suasana.
Melanjutkan perjalanan, kita tertawa, jalan masih terlihat ramai. Jogjakarta, siang bertemu sore yang penuh bunga-bunga.

30 menit terlewati,
sampai juga,
Entah dimana, mungkin surga. Ada sungai kecoklatan, pohon bambu menari dengan pasir, anak SMA bercengkrama(entah tentang apa, mungkin seks atau celana dalam yang baru di beli). kemudian kita bertukar tatapan mata. Ahk, tatapan mu, sugguh penuh anda tanya.

Lanjut lagi, kita menerjang aspal dengan penuh suka cita. Jogjakarta sebelah selatan, iya, itu tujuan kita berikutnya.
Akhirnya sampai, seperti biasa, kau bicara penuh kemisteriusan. Dan kau memilih tempat, di pojokan, sepi, walau terkadang suka ada yang menjual diri dengan berfoto-foto.
Kita duduk, bersebelah-sebelahan, lalu ada awan yang terlihat mulai mendung, merpati putih berkejaran, capung-capung yang terbang rendah tanda kelelahan. Aku, kau, kita, merapatkan hati yang ku tau itu bukan seharusnya. Menyematkan celah jari jamari kita masing-masing, berbicara se enaknya, bermimpi, beradu peluh, bercengkrama dengan angin. Kemudian jam 5, kita mengakhiri semuanya, keromansaan kita juga kegetiran kita. Tak lupa kita berpelukan, 15 detik saja.

Lalu berjalan pulang, melewati tembok-tembok tua yang bisu. Masih dengan tangan yang saling mengait, mengangkuhkan bahu kita pada mereka yang melihat. Ada lorong-lorong yang terlihat galau, kebisuan yang mencercah situasi, lalu waktu berhenti...
:* ..
kau diam, aku pun diam, entah bagaimana caranya kediamanan kita membuat keadaan menjadi beku.
10 Detik kemudian kita tertawa lagi..
hahaha.. Sudahlah,
ini memang kesalahan yang tak sengaja kita buat dengan penuh cinta, dan yang harus kita lakukan sekarang adalah bersuyukur. :)



???










Hari ,
Dengan penuh kebahagiaan.
 

:) ... be hope

    1.  Senja  (agak berkabut mendung}
Senja itu adalah saat kau menampakan sinar kehijauan dari mata mu, saat burung-burung di antara bukit yang biru mulai turun beristirahat. Kau yang sedang belajar meruntuhkan kebebanan yang bergelayut di bahu kecil mu itu, sambil sesekali meneguk buliran embun yang tertinggal selepas pagi terbit tadi. Kau Oke, tadi, seperti di iklan shampo, haha, tapi kata mu kau malah mirip wanita jepang, tak apalah, asal kau tak mengenakan kerudungmu. :D

     2.  Pekat (dengan sedikt kesedihan, setelah itu ada hujan)
Ada goresan harapan dimana kau berdiri sebelum matamu bersedih berkaca-kaca, sms mu merintih, menuntut, lalu kau menangis. Kau menjerit, kau berteriak kepada langit (mungkin juga pada hujan)
“Tuhan, karna inikah kau menurunkan hujan sore tadi?” mungkin katamu dalam hati.
Lalu angin melafadzkan gerakan nya, bertemu dengan kunang-kunang bermahkota serpihan gontai. kau mengumpat, kepada siapa pun yang mendapati mu mengulum masalah mu.
Ya, ternyata semua yang ku takutkan itu pun terjadi. Dan akhirnya kau menangis, dan tak ku pungkiri aku pun juga ikut menangis. Entah bagaimana caranya kita bisa sama-sama menangis. Menghela nafas panjang, merintih sepanjang malam, sampai dada terasa sesak di dalam. Kita terpatri pada sebuah titik dimana itu sangat sulit di jelaskan, mungkin itu benar, mungkin juga tidak. Ya sudah, kita hanya membiarkan itu berjalan seperti laju nya. :) semoga akan baik-baik saja.

      3.  Pagi (dengan embun yang selalu menyejukan, kau)

“Tidaklah salah bukan? jika aku harus bergelayut dalam kehangatan yang kau ciptakan itu? Sebenarnya aku tidak mau mengacaukan semua alur jalan mu, dan tidak juga menaruh air mata di pipi mu. Aku hanya ingin masuk ke dalam kegelapan yang kita ciptakan itu, hei..
biarkan aku menyelami dan melalukan hal-hal  yang romantis di sana
Hati mu :)”
Semoga , segera!



 












Jogja,
Dengan segenap kelembutan.