Ia datang dengan beberapa butir kasih yang tak sempat diuraikan.
Dengan senyum 5 jari yang mematahkan rasa kantuk ku.
Aku
sempat kaget, tapi rasa kaget ku tak sehebat rasa bahagia ku karena ia
benar-benar menepati janji untuk datang ke tempat menyeramkan ini.
Meski aku dibuatnya lemas dengan serbuan perhatian yang luar biasa. :D
Sungguh, ia benar-benar baik.
Kelewatan baik malah. Aku berharap kebaikannya itu bisa menular padaku.
Dan sepertinya ia sosok yang mampu mengikat kenakalan ku. Kenakalan ku dalam hal apapun.
Sebab,
kata ibu dan ayah ku, aku adalah manusia paling nakal di bumi ini. Jadi
ku harap ia benar-benar bisa mengikat kenakalan ku yang tak wajar ini.
:)
Sekarang ia sudah pulang.
Tentu saja pulang kerumahnya.
Tadi aku sempat mengancamnya, bila ia tak langsung pulang kerumah, ia
akan kutusuk dengan peniti. Sebab aku tidak begitu suka dengan wanita
yang doyan keluyuran tanpa mengenal batas. Dan ia memahami ku.
Ia berkata demikian :
"Iya deh aku janji, aku bakalan langsung pulang. Gak maen-maen lagi. Janji."
Dan
sekali lagi ini yang membuat ku semakin menaruh harapan besar padanya.
Ia mendengarkan ku, mematuhi ku, menghargai kemauan ku.
Ah, wanita ini benar-benar calon istri yang baik bagi suami yang buruk. :D
Ia sempat jatuh terluka, menangis, meratap(meski tak ia tunjukan)
Tapi kemudian ia bangkit. Bangkit seolah-olah hanya mengalami kegagalan yang sepele.
Itu
terbukti dengan aku yang bisa melihatnya tersenyum sepanjang tadi.
Terkadang ia tertawa kecil, dilanjutkan dengan batuk buatan untuk
menyadarkan ku bahwa ia sedang tercueki. :D
Aku pun ikut tertawa dibuatnya.
Hey, kau lucu!
Bila keadaanya tak seperti ini, aku pasti sudah mencintaimu melebihi aku mencintai puisi. :D
Dan sekarang semuanya kembali sepi.
Iya, ini benar-benar sepi!
Hanya
aku yang merasa lelah bukan kepalang. Ngantuk, lapar. Untung saja tadi
ia meninggalkan ku dengan sekantog kripik singkong dan (aku tak tau
namaya makanan itu).
Jadi aku bisa sedikit meredamkan rasa yang sangat menyiksa ini.
Jogja,
Monday, June 11
Bila keadaanya tak seperti ini, aku pasti sudah mencintaimu melebihi aku mencintai puisi. :D
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment