Pages

Monday, April 16

Private Conversation! (3)


Octavia Dwie Ningtyas..

Semoga kau baik-baik saja saat membaca catatan yang entah sudah keberapa kali aku menulisnya untuk mu. Karna aku menulisnya dengan penuh perasaan sedih, marah, dan gelisah terhadap mu yang ku tak tau untuk apa aku melakukan nya, jadi jangan tutup perasaan mu dulu.Dwie, aku bingung dengan sikap yang harus ku ambil kepadamu, sejujurnya, di satu sisi aku menunggu mu, tapi di sisi lain aku tak tahan bila kau terus diam !Bila kau ingin marah padaku, marahlah, aku akan meneriman nya, karna toh aku begini adanya. Tak ada yang lebih ku benci selain kamu, kau selalu menjadi seorang yang penuh kebingungan dan keraguan !

Octavia Dwie Ningtyas..

Aku sering sekali menceritakan tentang mu pada orang-orang terdekat ku. Menceritakan bagaimana aku bisa se-sekarat ini. Karna mu.

Kau tau bagaimana jawaban mereka? sungguh sangat mengecewakan ku! Tak pernah ada solusi. Malah menyuruh ku untuk membuang tentang mu.Tadinya aku berfikir semua yang mereka katakan itu percuma, sampai suatu waktu aku berfikir, aku tidak bisa terus begini, yang ingin mati dalam pelukan mu saja. Akhirnya perlahan aku mulai melupakan mu, dengan seiringnya waktu, juga wanita-wanita yang membawa cinta sementara itu, ikut ambil peran dalam proses menyakitkan ini.  Di suatu titik, aku sukses menguburmu jauh ke dalam palung buatan ku, kau sudah tak ada! Aku bahagia, aku mengabarkan berita baik ini pada burung-burung camar, pada awan, pada hujan, pada senja, pada embun, juga pada pelangi. Ada yang mengatakan bahwa kebahagian ku saat itu seperti perasaan yang hanya mati suri, yang akan hidup lagi kelak entah di waktu yang mana. Dan ternyata itu benar! Perasaan mengerikan yang ku punya ini untuk mu, tumbuh lagi!

Apa yang kemudian ku rasakan? Ku rasa aku tak perlu memberitahu mu.

Kemarin, hari kamis yang penuh awan-awan hitam,aku menuju pada mu tapi tidak kehati mu. Aku ke nganjuk. Sawahan. Desa kecil yang masih saja sama seperti saat kita tertawa bersama. Dan aku sempat mengabadikan dalam bentuk foto-foto beberapa tempat yang menjadi saksi kita pernah merangkai mimpi-mimpi mulia di belakang rumah ku. Ya, foto-foto ini ku ambil dari belakang rumah ku. Tempat dimana kita biasa menghabiskan waktu-waktu yang membosankan itu dengan tertawa, tersenyum, sedih, berduka, bahkan menangis! Dengan hujan, panas, basah, kering, gatal, gerimis, dan luka...

Kita mulai dari sini Octavia Dwie Ningtyas..

Rumah mu..
dimana bisa terlihat dari belakang rumah ku, di batasi dengan dua sungai di bawah nya, hutan tak beraroma, juga ada sebuah desa yang selalu terang saat malam hari. Ya, aku masih bisa melihat mu Octavia Dwie Ningtyas, meski tak secara nyata, tapi itu sungguh membuat ku kadang menangis.




Octavia Dwie Ningtyas.. Ingatkah kau kita pernah berdiri di tempat ini? dengan kesombongan menghadap ke awan-awan putih, sambil sesekali kita tertawa. Kita memberanikan diri kita untuk bermimpi besar, tentang apa saja, rumah sederhana, pekerjaan tetap, 3 anak, dan masih banyak yang ku lupa karna saking banyaknya. Juga tentang halangan jalan terjal yang pernah menyusahkan kita. Kita tak direstui!


Disini, di tempat ini, kita pernah berdiri secara jauh-menjauh. Kita bertengkar, karna sebuah pemikiran tolol yang kita anut. Perbedaan, hingga kita sempat berpisah, namun tanpa ada alasan yang jelas, kita bersatu lagi. Ya di tempat ini, kita berjanji untuk saling menjaga. Selamannya... Kau dan aku.


Mungkin kau bertanya-tanya kenapa aku membuat simbol hati pada bagian batang pohon cengkeh itu. Sebab, di bawah pohon cengkeh itu lah cinta kita semakin erat. Dengan sedikit ciuman hangat yang pernah membuat dahan-dahan kering dia atasnya berhenti bergoyang. Kau, aku kita.. Octavia Dwie Ningtyas... :)



















Itulah sebagian tempat yang bisa ku foto Octavia Dwie Ningtyas, tentang bagaimana tempat-tempat itu mampu mengembalikan lagi sejuta kenangan kita yang begitu manis.. Terutama padaku, pada jalan hidup ku.

Sekian Catatan dari ku Octavia Dwie Ningtyas, salam rindu dari ku..
Semoga kau bahagia.










..reshie imam bargowo

"Sadarlah.., aku tak mempunyai apa-apa selain engkau,"










0 comments:

Post a Comment