Pages

Wednesday, March 27

Nirmala Jelek.

“Ini  tidaklah penting. Keindahan tak melulu soal yang sempurna. Kamu dengan lucu suaramu dan wajah menjengkelkan(:p), telah membuat aku dan sekitarku jadi begitu bermakna! :D”
            Siang yang terik. Matahari tepat di atas genting. Suasana membosankan. Membuat waktu begitu lambat berjalan. Kamar serasa berubah menjadi tempat yang mematikan. Dan badanku, basah. Keringat. Kulirik jam di tangan, sudah setengah satu. Tapi kamu belum  juga muncul. Lalu kuputuskan untuk terus membaca tulisan-tulisan di blog-mu.
            Happy brith-bye.
Hei, selamat ulangtahun untuk kali kedua aku ucapkan ini sejak aku dan kamu bersepakat menjadi “kita”. Selamat ulangtahun untuk kamu yang kini sudah berkepala dua, sudah dewasa tentunya… bla, bla, bla..
            Diposkan oleh Nirmala di 05.58.00 0 komentar Link ke posting ini
“Haha, masa lalu.” Kataku dalam hati.
Tapi tetap saja…
            Sebuah pesan singkat masuk, dari kamu. Katamu “bisa keluar ga?” lantas aku keluar. Haha ternyata benar dugaanku, kamu salah tempat. “Kesini,” kataku padamu yang bergegas ke arahku. Akhirnya kamu masuk ke tempat aku biasa membuang-buang waktu. Kini kita berdua di dalam kamar. Berdua saja. Aih, apa yang biasa dilakukan pasangan jika di dalam kamar berdua-duaan? Berdua saja? Membuat peyek!
            “Kamu udah makan?” kataku pelan tapi kupastikan kamu mendengarnya.
            “Udah kok tadi di kampus.” Jawabmu singakat.
            “Mau minum?”
            “Nggak usah.”
            “Oke.”
            Suasana hening seketika. Kamu duduk tak rapat dengan dudukku. Aku tak bisa melihat wajah keseluruhanmu. Aku hanya bisa melihat rambutmu dan tanganmu. Seperti ada jarak. Jarak yang entah bagaimana caranya membuat salah satu ginjalku terasa putus. Canggung? Tidak! Aku hanya bingung apa yang harus kukatakan jika aku dekat dengan kamu. Masa aku mau bilang “Maukah kamu menjadi isteriku?” bego! Kamu pasti langsung pulang. Kamu pun begitu, kamu cuma diam dan hanya berkata seperti orang yang lagi radang tenggorokan. Kuputuskan untuk bertanya tentang bagaimana cara main twitter. Kamu sigap mengajari. Dan, akhirnya kita dekat. Dekat. Dekat. Dekat… kita saling bersentuhan tangan. Dan saat itu terjadi, bunga-bunga mekar di dadaku. Aneh. Betul-betul aneh. Tapi kamu biasa saja. Tak merasa aneh. Tapi aku aneh.
            Kita berbicara banyak hal. Kamu cerita kecoa(lagi). (Saat kamu cerita tentang kecoa, dan itu lagi-lagi membuatmu gila, sungguh dalam hatiku yang paling dalam  aku berkata; ”Sepertinya ada yang salah dengan anak ini. Semoga Tuhan yang Mahabaik membuatnya tabah dan sabar”). Saat kamu bicara panjang lebar aku lebih memilih untuk diam, tapi diamku bukan tak menghiraukanmu, tapi adalah caraku untuk mengukur sejauh manakah mitos tentang jantung yang deg-degan itu bisa di percaya. Dan ternyata mitos itu memang benar-benar mitos! Jantungku nggak deg-degan kok. Jatungku biasa saja. Tapi semua organ di dalam tubuhku loncat-loncatan kesana kemari. Dan itu membuatku repot bukan kepalang. Kamu…
            Setengah empat. Kamu pun pulang…
Jogja,

0 comments:

Post a Comment