Pages

Friday, January 20

Rumput



17.58, Tangerang sudah mau gelap, mendung pula, mungkin segera hujan. Akh, aku pulang saja. 
Semoga nanti malam aku tidak gila.Ada rumput di depan ku, basah, tertutup awan mendung,
agak tinggi ia menjurus ke langit, mungkin 2cm.
Ia terlihat angkuh pada rumput lain nya, (mungkin karna tinggi) keliatan sekali ia peranakan rumput terbaik, rumput terbaik di tempat terburuk.
Akh !
Ia kadang bergoyang bila ada angin lewat, kadang tertunduk bila ada embun atau hujan yang menginjak nya. Aku tersenyum. :)
Aku tau rumput itu.
Lalu aku tertawa. Kencang. Lepas. Memegangi perut. Akhirnya aku batuk.


"Dasar orang otak miring !"
Seru anak kecil sedang bermain bola.


Hei, aku jadi ingat kata bijak yang pernah ku temukan di bagian belakang tabloid Hidayah punya ibu. Soal rumput. Katanya begini..


"Jadilah kau seperti rumput yang tumbuh di Gunung, tetap rendah, nanun selalu di tempat tinggi."



















17.58, Tangerang sudah mau gelap, mendung pula, mungkin segera hujan. Akh, aku pulang saja. 
Semoga nanti malam aku tidak gila.

0 comments:

Post a Comment