2012 kiamat? Tidak! Itu salah! Kiamat 2 jam lagi !
2 jam lagi bumi akan segera hancur.
Sekarang jam berapa?entahlahlah, mungkin jam setengah enam sore, karena langit masih berkilau anggun dibawah langit. Hari ini hari jumat bulan tujuh, harusnya sudah memasuki musim penghujan, tapi entah kenapa hujan masih malu untuk turun lebih awal. Oh iya aku lupa, karena 2 jam lagi kiamat, jadi ku pikir iklim pun berkehendak semaunya.
Aku duduk, bersimpuh pada lutut ku, di sebuah bukit yang begitu indah, dan dari sini seluruh kota bisa terlihat. Sesekali ku pandangi puas-puas pohon di atas ku, ia sedang menari-nari dengan angin yang terasa hambar, menunjukan keromansaan mereka untuk detik-detik terakhir. Lalu dibawah ku, ada sungai kecil yang disitu terdapat ikan-ikan sedang berpelukan, mencari kehangatan pada setiap leluk bebatuan.
Hari sudah sore, senja kali ini benar-benar indah, warna orange nya terlihat lebih terang. Aku masih meringkuk dalam bayangan orang-orang yang ku cintai. Ibu, ayah, kakak adik, om heru, bi ipah, juga Karen pacar ku. Apa yang sedang mereka lakukan di detik terakhir menjelang kiamat? Dan apa yang dilakukan orang-orang di luar sana?
Sebentar lagi kiamat datang, tak ada lagi keindahan yang bisa dinikmati di bumi, harus nya mereka sedang ada di tempat ibadah sekarang, atau mebagi-bagikan harta mereka pada orang-orang di pinggir jalan.
Satu setengah jam menjelang kiamat, ternyata dugaan ku salah, dari kejauhan terlihat tempat-tempat peribadatan masih sepi, kosong, hanya ada rumput-rumput hijau bergoyang semaunya. Di sebelahnya menjulang tinggi Mall raksasa milik pengusaha dari Korea, tak pernah sepi dari orang-orang yang ingin membelanjakan habis uang mereka untuk hal yang mubajir. Tepat di depan Mall, terdapat pengemis-pengemis yang sekarat, menadahkan tangan untuk dapat recehan atau sekedar ucapan maaf. Dibelakang Mall, berjejer anak-anak Punk yang keras menertawai hidup mereka dengan sebotol bir di tangan, ada juga para PSK yang ingin mencari uang lebih hanya dengan menjentikan jari pada setiap lelaki hidung belang yang melintas.
20 meter dari Mall, nampak pabrik-pabrik yang masih beroperasi, mengepulkan asap hitam Co2 yang siap membunuh lapisan oson. Bursa saham semakin menggila, nilai mata uang tak tentu pasti nya, tak heran para pegiatnya lebih memilih menertawai hidup daripada merenungi hidup.
Akh, ada apa dengan kota ini? padahal satu jam lagi kiamat, harus nya mereka berdoa !
Harusnya mereka saling jabat erat, saling menncintai sesama manusia, tak ada penindasan, tak ada kemurkaan, saling bernyanyi lagu kebahagiaan, saling menari lepas dengan tertawa, tak ada kesibukan yang membakar waktu, harusnya mereka saling begandengan, melupakan dendam yang tertimbun jauh di hati, melupakan hutang-hutang mereka yang mempunyai hutang, melupakan uang, untuk apa uang, jika 1 jam lagi kiamat? harus nya tak ada lagi simpul keangkuhan, tak ada lagi perbedaan strata sosial, tak ada lagi egoisme yang menindas kaum pinggiran,
harusnya yang ada hanya senyum, senyum kebahagiaan saling bersama, saling menghargai, saling mengayomi, saling mencintai, saling bergandengan tangan menjelang kiamat.
Ya, harus nya memang seperti itu !
Setengah jam menjelang kiamat, mata ku panas, tangan ku bergetar, kepala ku bagikan tertahan seribu gunung, tubuh ku menggil kedinginan, otak ku sepertinya berhenti bekerja, dan aku jatuh.
!0 menit menjelang kiamat, aku kembali normal, namun aku jatuh lagi.
Kiamat pun datang, aku berdiri memandang se isi kota yang tampak sepi, pohon di belakang ku masih bemain dangan angin, ikan-ikan di sungai masih mencari kehangatan di lekukan bebatuan. Akh, ternyata prediksi ku salah, kiamat tidak jadi datang, mungkin kiamat masih lama. Aku terasa sehat, sampai ku lihat tubuh ku tersungkur di tanah kering, dengan tersenyum, terlihat bahagia.
Esok pagi nya, salah satu koran lokal memuat berita tentang ku,
“Pemuda paruh baya pengidap Lukemia ditemukan tewas di atas bukit.”
Dengan tersenyum. :)
0 comments:
Post a Comment