Tidak ada yang salah sebenar nya dengan aku yang selalu menyukai gantungan senyum mu. Sangat wajar !
Toh juga karna kau kan, aku jadi sukses membunuh kematian ku? Ya, tak terbantahkan kau memang laju jalan ku. :) meski tak terolak, waktu pun ikut ambil peran..
Kau ingat saat LDR yang dulu sangat menyebalkan? Pada saat romansa kita teruji pada detak angka waktu, kita terkungkung pada sebuah dzat yang bernama waktu, waktu dan jarak.
Waktu yang dengan bangsat nya memperbudak jarak dan kasih kita. Akh, sungguh sangat menyiksa sekali.
Sekarang, aku sedang membayangkan mu, bagaimana sebuah waktu bisa merubah cara pandang seseorang terhadap suatu objek bahkan subjek !
Kau tau, kadang aku selalu tak percaya pada waktu, aku bahkan menganggap nya sebagai sebuah bayangan fiktif yang sangat tak rasional, tau sebab nya? Ya, karna waktu dalam hitungan teknis matematis kadang menghianati waktu dalam gagasan kesadaran persepsi kita terhadap nya !
Kita tak bisa menyerap waktu tanpa persepsi, ada kemungkinan bahwa tanpa persepsi, maka waktu juga tak pernah ada.
Lalu, kenapa waktu bisa disebut waktu?kenapa waktu selalu melingkari siklus sebuah kehidupan?adakah waktu itu hanya sebuah dejavu?dan bukankah dejavu juga bagian dari waktu?
entahlah, yang jelas waktu memang sangat sulit di telaah keheroikan nya.
Dan, saat waktu itu berhenti berpadu dengan persepsi, maka aku akan segera berlari kepadamu, menggambari bulan dengan kuas sederhana membentuk dirimu, agar aku bisa terus temerus berpesta dengan cahaya nya, dirimu!
Tangerang,
untuk waktu, yang siap melanjutkan keping-keping kehidupan di luar.
0 comments:
Post a Comment