Subuh,
Entah sudah mencapai angka ke berapa aku menemui moment menyegarkan ini tanpa berlalu lalang di alam mimpi terlebih dahulu.
Mungkin 100? 200? Atau 5 juta?
Entahlah, jelas tak terhingga hitungan nya. Namun terkadang aku suka tersugesti untuk menelisik sudah berapa kali aku bertemu subuh tanpa tidur.
Aku berspekulasi seperti berikut :
1. Apa karna aku lupa mengkalkulasikan saking begini saja hidup ku?
2. Apa karna aku tak pernah lagi melihat sunrise dengan hati berbunga?
3. Apa karna aku yang terlalu sibuk mengingat dirimu tanpa tau kau mengingat ku juga?
4. Apa karna tempat ku bernaung sekarang yang terlalu sempit, sampai tak ada cahaya pagi yang menyelinap masuk?
5. Atau jangan-jangan karna memang hidup terlalu sempurna untuk di hitung?
6. Cukup, aku menyerah !
('.')
Kadang kepala ku suka puyeng saat mengetahui jelang pagi ku terlewat begitu saja,
ya, hanya lewat !
Tanpa ada sesuatu yang membuatku bersemangat dan berkata,
"Morning world ! and lets enjoy our life."
Ya,
Aku selalu ingin mengatakan itu sambil menyeruput kopi panas yang bersanding dengan roti bakar rasa keju buatan ibu.
Ibu, ayah, kakak dan adik ku, di meja kaca berbentuk oval yang menghadap ke barat. Sambil menyuguhkan senyum semanis selai kacang pada masing-masing diantara kami.
Haah.. :)
Sebenarnya aku sedang sakit.
Lah sudahlah, :)
Aku bersyukur.
Toh, memang begini adanya lakon ku.
Jogja,
subuh yang entah bagus atau tidak.
Tuesday, February 21
Subuh, (kebingungan pada cara ku)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment