Hujan,
Karna sekarang memang hujan !
Tidak panas seperti tadi,
Hanya hujan,
Ya, hanya hujan.
Hujan, hujan, hujan, hujan...
(',')
Apalagi kalo bukan air yang di jatuhkan? apalagi kalo bukan basah yang di sisakan? apalagi kalo bukan dingin yang di rasakan?
Hujan,
sedang menari-nari sambil berpegangan pada udara, langit lepas tanpa
awan gelap, semakin membuat hari menjadi sungguh malas untuk berpesta.
Ya, hujan,
Jujur,
bagiku kau itu adalah sebuah titik pandang dimana aku bisa langsung
diam saat kau mulai menjatuhkan dirimu. Kau itu sebuah benda bersugesti
yang entah kenapa selalu membuat penyakit ku kumat.
kau itu sebuah wadah pengharapan saat semua orang merindukan orang yang berdiam di pojokan hati.
Hujan,
Haahh,
kenapa tak pernah sedetik saja kau tak turun tanpa ada kenangan yang
terbawa? Kau tau?banyak manusia di luaran sana yang sedang duduk
meringkuk sembari menggenggam erat foto kucel pujaan hati nya? Bahkan
tak jarang banyak orang yang terpaksa menyeka pipi mereka karna air mata
yang terkuras dengan sendiri nya.
Dan menurut ku itu sugguh tidak mengenakan !
Hujan,
Tak pernah berhenti menghambat laju aliran darah.
Hujan,
Tak pernah berhenti menyatukan kegelisahan dengan keindahan.
Hujan,
tak pernah berhenti menjadikan ku terlihat seperti manusia dungu tak berotak.
Hujan,
Akh entahlah, yang pasti ia selalu punya cara untuk membuat orang seperti mau mati.
Jogja,
Untuk hujan yang mulai berhenti.
Monday, February 27
Catatan kepada hujan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment