"Terkadang bahagia itu bisa lahir dari sebuah ketiadaketisan yang sedang mengancam detak langkah kita."
Class room, 01.30 PM.
Ada detak jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya. Aliran darah mempompa sangat deras dari detik ke detik. Tangan ku gemetar dengan hebat(meski tak sampai memicu tsunami). Kaki ku membeku seperti batu. Kedipan mata ku juga tak tentu pasti berapa kali berkedip dalam semenit.
Sebabnya?
Apalagi kalau bukan mahluk bernenek moyangkan Hawa itu. :D
Ada wajahnya. Lucu namun tak setiap waktu. Bersih bagai air mineral produksi gunung salak.
Wajahnya terlihat berbeda dari biasanya, teduh meski sekilas nampak terlihat serius. Tatapan nya yang mampu mengaburkan pandangan jagat karsa. Suaranya, sanggup membuat dewa-dewa berpesta semalaman suntuk di dalam istana kerajaan langit.
Sepintas, wajahnya sangat serupa dengan bulan di jam 5 sore. Pucat pasi, namun sangat eksotis. Bila bisa ku foto moment itu, mungkin aku akan memenagkan lomba fotografi yang diadakan seminggu yang lalu di tempat ini. :D
Aku serius, wajahnya benar-benar menawan. Jadi tak salah katanya Afghan, Wajahmu mengalihkan dunia ku. Haha..
Sudahlah, aku tak mau berlebihan.
Jogja,
0 comments:
Post a Comment