Saya akan menceritakan sedikit sebab kenapa kalian bisa memanggil saya goblok dengan hati bergembira.
Begini ceritanya..
Sekarang(entah sampai kapan)saya sedang dihadapkan pada sebuah permasalahan asmara, cinta, kasih sayang, atau apapun itu sebutannya.
"Cinta bertuan diatas kekosongan."
Mungkin itulah keadaan yang saya rasakan sekarang.
Saya mencintai seseorang, tapi seseorang itu sudah mempunyai pasangan(Akh, goblok sekali diri saya). Bahkan saya sudah menganggap nya sebagai pacar saya(ya, saya memang goblok!). Saya tak memperdulikan omongan teman-teman saya yang mengatakan kisah saya ini benar-benar harus di sudahi. Karna cepat atau lambat, hubungan abu-abu saya ini akan sangat merugikan banyak pihak.
Tapi saya bisa apa? Saya sudah terlanjur mencintainya terlalu jauh. Saya tau ini salah, tapi apakah cinta saya juga salah? Akh, maka sebutlah saya goblok sekarang !
Goblok.
Saya mencintainya, dia pun mencintai saya(walau tak sehebat mencintai ke pasangan nya) saya terima, karna saya pikir cinta jaman sekarang sudah tak sesuci cinta Adam kepada Hawa, jadi tak ada salahnya menjadi yang ke dua bukan?
Dulu,
Saya pernah menghabiskan waktu bersamanya, duduk berduaan sambil saling mengamati lirikan mata kami. Dimana saja. Di sebuah taman, warung, jalan, situs prasejarah, sekolah, bahkan dalam ruangan kedap suara. Menghitung derai-derai angin, mengeja kilatan senja, meramu buliran rintik gerimis menjadi minuman isotonik. Dan masih banyak yang lain nya.
Goblok.
Mungkin anda yang sedang membaca catatan ini, ingin sekali meludahi saya. Mencaci maki saya dengan segenap jiwa. Atau bahkan melempari saya dengan jutaan kondom bekas rasa durian. Karna saya memang layak medapatkan nya. Saya pecundang.
Kenapa saya bisa mencintai seseorang yang sudah mempunyai pasangan?
bersambung..
0 comments:
Post a Comment