Yogyakarta,
masih dengan malam mu yang sedari tadi begitu beku, masih dengan aura mistis mu yang begitu sangat mempesona, juga masih dengan sejuta harapan ku, yang setia menggantung di antara lampu pijar jalanan.
Rumput layu karna embun yang menutupi nya, membuat ku tersenyum tanpa bahagia. Pun dengan bapak-bapak yang serius menghisap kretek kian mulai tertawa sambil terbatuk-batuk.
Sejenak ku tarik nafas ku, membuang nya dengan ragu-ragu, dan..
Ada wajahmu saat aku membelah langit !
Akh, rasanya pagi ini aku ingin sekali memeluk mu, biar terbias lalu sudah.
Andai kau bisa tau aku. Di sini. Sepi. Sunyi. Beku. Tak terjamah.
Ada wangi yang barangkali jadi pemanis di sini, di pojokan inti hati. Ya cuma jadi pemanis ! Lalu sudah !
Ada juga nafas yang tersenggal karna udara dingin yang menikam,
dan hey, apakah bulan masih berpandangan dengan kura-kura yang tadi ku lukis di mata mu?
Dan apakah Kahlil Gibran sudah mendendangkan syair rindu sebelum kau menjamah ruang mimpi tidur mu? Masihkah kau menyiapkan kata "Stop" di pesan singkat mu untuk membalas sms ku besok? Lalu apa kabar dengan lagu-lagu cinta yang dulu ku buat untuk mu? Masihkah lagu-lagu itu mendiami playlist di handphone mu?
ku rasa tidak.
(',') . . .sudahlah
Tolong jangan bilang mama kalo aku sedang sakit, nanti ia khawatir.
Sekali lagi, aku mau berhenti !
Tapi tak bisa. Dan mampus lah aku.
0 comments:
Post a Comment