1. Senja (agak berkabut mendung}
Senja itu adalah saat
kau menampakan sinar kehijauan dari mata mu, saat burung-burung di
antara bukit yang biru mulai turun beristirahat. Kau yang sedang belajar
meruntuhkan kebebanan yang bergelayut di bahu kecil mu itu, sambil
sesekali meneguk buliran embun yang tertinggal selepas pagi terbit tadi.
Kau Oke, tadi, seperti di iklan shampo, haha, tapi kata mu kau malah
mirip wanita jepang, tak apalah, asal kau tak mengenakan kerudungmu. :D
2. Pekat (dengan sedikt kesedihan, setelah itu ada hujan)
Ada
goresan harapan dimana kau berdiri sebelum matamu bersedih
berkaca-kaca, sms mu merintih, menuntut, lalu kau menangis. Kau
menjerit, kau berteriak kepada langit (mungkin juga pada hujan)
“Tuhan, karna inikah kau menurunkan hujan sore tadi?” mungkin katamu dalam hati.
Lalu
angin melafadzkan gerakan nya, bertemu dengan kunang-kunang bermahkota
serpihan gontai. kau mengumpat, kepada siapa pun yang mendapati mu
mengulum masalah mu.
Ya, ternyata semua yang ku takutkan itu pun
terjadi. Dan akhirnya kau menangis, dan tak ku pungkiri aku pun juga
ikut menangis. Entah bagaimana caranya kita bisa sama-sama menangis.
Menghela nafas panjang, merintih sepanjang malam, sampai dada terasa
sesak di dalam. Kita terpatri pada sebuah titik dimana itu sangat sulit
di jelaskan, mungkin itu benar, mungkin juga tidak. Ya sudah, kita hanya
membiarkan itu berjalan seperti laju nya. :) semoga akan baik-baik
saja.
3. Pagi (dengan embun yang selalu menyejukan, kau)
“Tidaklah
salah bukan? jika aku harus bergelayut dalam kehangatan yang kau
ciptakan itu? Sebenarnya aku tidak mau mengacaukan semua alur jalan mu,
dan tidak juga menaruh air mata di pipi mu. Aku hanya ingin masuk ke
dalam kegelapan yang kita ciptakan itu, hei..
biarkan aku menyelami dan melalukan hal-hal yang romantis di sana
Hati mu :)”
Semoga , segera!
Jogja,
Dengan segenap kelembutan.
Monday, March 26
:) ... be hope
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment