Mungkin dari sekian mimpi yang jatuh ke tanah, itu adalah rintik hujan.
Karna sekarang memang musim hujan, jadi ku pikir banyak sekali mimpi
yang mau tak mau harus terbunuh dengan kejam. Sungguh malang.
Barangkali
ada satu atau dua burung gereja yang ikut jatuh juga sebelum sempat
bercumbu dengan anak dan suami di sarang. Jatuh, itu sakit. Jatuh dari
segala macam harapan, itu menyesakan. Dan yang paling parah, jatuh dari
keseimbangan hidup, itu sungguh membuat stress !
Mungkin sebelum
aku menulis ini, aku masih terjebak dalam siklus yang menjemukan, yang
tak tau bagaimanakah hidup yang benar, makan nya sekarang banyak sekali
pertanyaan yang membelit otak ku, sampai aku seperti mayat hidup yang
membawa sebuah buku berisi bom dan sorban.
Sejatinya, aku cuma mau
tau bagaimana cara kerja waktu memainkan hidup. Biar aku bisa mengakali
bahkan curang terhadap hidup. Bukankah itu baik? Karna memang tak ada
yang baik dan sempurna di hidup ini. Ku pikir ini sebuah skenario yang
dirancang untuk mendewasakan orang, sebab Tuhan menciptakan sesuatu
tanpa kesia-siaan sekalipun itu kejelekan.
Jogja hujan,
dengan prespektif yang satu arah saja.
Thursday, March 8
Prespektif.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment