Pagi ini semua masih berjalan seperti adanya, matahari cerah, awan putih, rumput basah, anak-anak kecil bermain bola, burung gereja membuat sarang, juga nyanyian serangga yang beralun di belakang rumah.
Semuanya normal, walau terkadang aku suka diam saat lamunan ku terbang ke arah kota gudeg itu.
Hari minggu yang indah, harusnya aku sudah menyusun rencana apa yang akan aku kerjakan di hari terakhir ku di nganjuk, tapi otak ku masih malas untuk berfikir. Mungkin merendamkan diri di sedudo akan membuat pusing ku ini lenyap karna minuman biadab itu semalam.
Ya, sedudo, bila waktu ku sempat, aku akan meluncur kesana sendiri saja. Barangkali ada wanita-wanita yang bisa ku ajak bersendau gurau untuk sekedar menertawakan hidup. :D
Wanita, ah wanita,
"kenapa kamu selalu gak pernah lepas dari wanita-wanita?" begitu kata salah satu pesan singkat dari wanita yang ada di inbox handphone ku.
Sebenarnya, aku tidak dekat dengan wanita-wanita, hanya saja aku selalu mengagumi wanita. Entah dengan sistem kerja yang bagaimana aku selalu suka mengamati wanita, geraknya, harumnya, rambutnya, tingkah lakunya, bulu matanya, bahkan pakaian dalamnya!
Aku pernah menemukan sebuah hadish yang tak sengaja ku baca di buku hadish milik ayah ku dulu.
Kalau aku tak salah, begini isinya ;
"Para istri(wanita)itu berasal dari tulang rusuk yang tiada tetap pada suatu peraturan, maka jika hanya bersenang-senang dengan mereka, berarti bersenang-senang dalam bengkoknya, dan jika diluruskan secara paksa berarti akan mematahkan nya."
Berkaca dari hadist tersebut, sekarang aku jadi tau, jika wanita sedang marah, tidak perlu diperlakukan secara kasar, harus dengan kelebutan dan kasih sayang. Tapi bagaimana aku bisa tidak memarahi wanita, jika sampai detik ini tak ada wanita yang mendekat di sebelah ku? ('.')
"Kau takkan kuasa berlaku adil mengatasi wanita-wanita itu, sekalipun kau sangat mendambakan nya, oleh sebab itu janganlah kau terlalu condong, hingga kau tinggalkan mereka sebagai seorang yang tergantung."
(QS An-Nisa 129)
Aku menyesal !